Kamis, 30 Juni 2011

Pengembangan Cabe di Larompong

Kelompok Tani Cabe Dewata Desa Riwang Kecamatan Larompong  dengan fasilitator Bachtiar, SP dengan luas lahan 12 ha dan anggota 19 orang.
Kegiatan dimulai tahun 2009 dengan demplot "35 are" kemudian berkembang karena masyarakat sekitar melihat manfaat dari bertanam cabe.  Kelompok ini sempat menikmati harga cabe Rp. 30.000 / kg. Dengan harga tersebut dapat menyerap tenaga panen dengan biaya panen Rp. 2.000 /kg.
Kondisi pertanaman saat ini mulai berbunga. Bagi yang berminat untuk membeli cabe dapat menghubungi Mas Bachtiar, SP di BPP Larompong Kabupaten Luwu.

Selasa, 21 Juni 2011

Pupuk Organik


Pupuk Organik ditambahkan pada tanah dengan tujuan utama adalah memperbaiki struktur permukaan lahan disamping itu tujuan lain adalah sebagai sumber hara mikro, perbaikan biologi tanah. Dilapangan ada 4 jenis pupuk organik yaitu : pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk organik granul dan pupuk organik cair. Dalam padangan saya yang bermanfaat secara penuh yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos biasa. 

Sedangkan pupuk organik cair tidak dijamin akan memperbaiki struktur tanah. Pupuk jenis  ini dipromosikan terlalu berlebihan oleh penjualnya. Sebagai pengguna mesti kritis dan jangan mudah percaya. Disamping itu kebeanyakan pupuk ini mahal harganya. Bertanyalah kepada aparat pertanian setempat tentang ujicoba pupuk tersebut disekitar anda.

Adapun pupuk organik granul adalah pupuk kompos / kandang ditambah bahan perekat sehingga menjadi pupuk organik granul. Tidak ada standar berapa persen bahan perekat yang digunakan. Oleh karena itu kita sebaiknya menguji kandungan bahan organiknya. Caranya ialah dengan mengambil 1,5 kg pupuk organik granul lalu dihaluskan dan kemudin timbang 1 kg atau 1/2 kg saja untuk diuji. Tempatkan diatas wadah alminium lalu siram dengan alkohol / spritus secukupnya kemudian bakar. Aduk kembali lalu sirami alkohol lagi kemudian dibakar. Dapat diulangi 3 - 4 kali. Selisih berat antara sebelum dibakar dan sesudah dibakar adalah kandungan bahan organik. Jika belum puas adalah uji laboratorium dengan menggunakan peroksida.


Selasa, 07 Juni 2011

10 Kiat Untuk Konservasi Tanah

 

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting tetap sering kurang diperhatikan dibandingkan dengan konservasi air dan sumber daya alam lainnya. Oleh karena itu kita perlu untuk merancang dan menerapkan cara-cara konservasi tanah agar dapat dimanfaatkan secara lestari.
10 Cara untuk Menghemat Tanah
.
Konsep konservasi tanah dilaksanakan dengan menerapkan strategi untuk mencegah tanah dari semakin terkikis dan mencegah dari kehilangan kesuburannya karena adanya perubahan yang merugikan dalam komposisi kimianya. Berikut adalah beberapa cara untuk melestarikan tanah.

10 kiat untuk melestarikan Tanah
  1. Tanam Pohon: Kita semua tahu bahwa akar pohon kuat berpegang pada tanah. Seperti pohon tumbuh tinggi, mereka juga mempunyai perakaran lebih ke dalam tanah. Sebagian akar pohon menyebar jauh ke dalam lapisan tanah, mereka berkontribusi pada pencegahan erosi tanah. Tanah yang berada di bawah penutupan vegetatif hampir tidak terkikis karena hujan yang dapat menyebabkan pengikisanm karena terhalang oleh dedaunan baik yang masih di pohon ataupun yang sudah gugur.
  2. Pembuatan Teras: pembuatan teras (terasering) adalah salah satu metode yang sangat baik dari konservasi tanah. Teras adalah bagian diratakan dari daerah perbukitan yang ditanami. Karena struktur yang unik, ia mencegah aliran permukaan  air yang cepat. Terasering memberikan penampilan layaknya daratan sehingga memperlambat erosi tanah. Halangan kering adalah metode yang digunakan untuk membuat teras di mana susunan batu dibuat sebagai penghalang tanpa menggunakan semen untuk bahan pengikat.
  3. Olah Tanah Bijaksana: Proses pengolahan tanah bermanfaat dalam menggemburkan tanah sehingga sesuai untuk pertumbuhan tanaman, disamping itu juga untuk mencampur pupuk di dalam tanah, membuat bedengan dan mempersiapkan tempat pesemaian. Namun kegiatan pengolahan tanah dapat menyebabkan pemadatan tanah, kehilangan bahan organik di dalam tanah dan kematian organisme di dalam tanah. Oleh karena itu harus dapat diketahui cara pengolahan tanah yang tepat sesuai dengan kondisi lahan yakni dapat dengan olah tanah sempurna, olah tanah minimum atau tanpa olah tanah.
  4. Membajak  sesuai kontur: ini praktek pertanian di lereng memperhitungkan kemiringan dan elevasi tanah di lereng. Membuat bedengan harus disesuaikan dengan garis kontur lereng. Metode ini membantu dalam memperlambat limpasan air dan mencegah tanah dari hanyut di sepanjang lereng. Membuat bedengan atau membajak juga membantu dalam perkolasi air ke dalam tanah.
  5. Rotasi tanaman: Rotasi tanaman adalah metode pertumbuhan serangkaian tanaman berbeda di suatu daerah secara berurutan. Rotasi tanaman juga membantu dalam perbaikan struktur tanah dan kesuburan. Beberapa patogen cenderung untuk berkembang dalam tanah jika tanaman yang sama ditanam berurutan. Budidaya terus-menerus dengan tanaman yang sama juga menyebabkan ketidakseimbangan dalam kesuburan tanah. Untuk mencegah efek buruk tersebut, rotasi tanaman perlu diterapkan.
  6. PH tanah: PH tanah merupakan salah satu faktor penentu ketersediaan nutrisi dalam tanah. Penyerapan nutrisi dalam tanaman juga diatur sampai batas tertentu, oleh pH tanah. Kontaminasi tanah dengan penambahan polutan asam dan hujan asam memiliki efek buruk pada pH tanah. Tanaman yang ditaman pada lahan dengan PH yang tidak sesuaa akan merana dan bahkan mati.Oleh karena itu pemeliharaan nilai pH yang paling sesuai, penting untuk konservasi tanah.
  7. Air tanah: Kita menyiram tanaman air, Kita mengairi pertanaman, tapi apakah kita mengairi tanah? Jika jawabannya tidak, berarti sudah saatnya kita mengadopsi metode penyiraman tanah sebagai ukuran konservasi tanah. Penyiraman tanah bersama dengan tanaman adalah cara untuk mencegah erosi tanah yang disebabkan oleh angin.
  8. Manajemen Salinitas: Salinitas tanah yang disebabkan oleh akumulasi garam yang berlebihan, memiliki efek negatif terhadap metabolisme tanaman dalam tanah. Salinitas tanah yang merugikan kehidupan vegetatif dalam tanah. Kematian vegetasi terikat menyebabkan erosi tanah. Oleh karena itu, manajemen salinitas merupakan salah satu cara langsung untuk melestarikan tanah.
  9. Organisme Tanah: Organisme seperti cacing tanah harus lebih diperhatikan dalam pengelolaan lahan. Cacing tanah, memperbaiki aerasi tanah sekaligus meningkatkan ketersediaan macronutrients dalam tanah. Mereka juga meningkatkan porositas tanah. Organisme tanah membantu meningkatkan kesuburan dan merupakan unsur dalam konservasi tanah.
  10. Menanam Tanaman Asli: Penanaman tanaman asli diketahui bermanfaat untuk konservasi tanah. Tanaman asli pada suatu daerah lebih sesuai sehingga mudah tumbuh tanpa perawatan yang intensif yang selanjutnya akan mempercepat penutupan tanah.
Pustaka : http://www.buzzle.com

Semangka Kuning di Luwu

Masyarakat sudah lama mengenal semangka merah, ternyata ada juga semangka kuning. Warna kulitnya kuning dan warna dagingnya dari kuning puca...