Jumat, 16 Juli 2010

Pertanian Luwu arahnya kemana ?

Kebijakan Pertanian di Luwu umunya mengacu kepada kebijakan pertanian dari Provinsi atau Pusat .


Menurut saya Pertanian Luwu harus dilihat dari potensi yang ada pada lokasi setempat, tidak dapat parktek yang berhasil di daerah lain dapat dengan mudah diaplikasikan disini karena keunikan Luwu.

Apasih uniknya Luwu ? Mari kita tinjau satu per satu.


  1. Curah hujan pada daerah ini lebih banyak pada periode April - September dari pada Oktober - Maret, yang mana periode April-September adalah Musim Kemarau secara Nasional dan Oktober - Maret adalah Musin Hujan secara Nasional. Penanaman tanaman semusim harus harus memperhitungkan saat panen yang tepat. Curah hujan terendah biasanya antara Bulan September - Nopember yang normalnya antara 75 mm - 150 mm / bulan. Biasanya bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm / bulan sebanyak 1 - 2 bulan. Bila bulan kering mencapai 3 bulan maka daerah ini akan penen buah-buhan akan melimpah antara lain Durian, Rambutan, Langsat, Mangga, Cempedak dan lain-lain.
  2. Hujan yang merata sepanjang tahun membuat pertumbuhan tanaman kondusif sepanjang tahun sehingga tanaman seperti padi jagung dan palawija lainnya dapat memulai tanam kapan saja sehingga serangan hama tanaman terutama tikus menjadi tinggi di daerah ini. Usulan tanam serempak sebagai salah satu solusi dalam mengatasi hama yang selalu disarankan para ahli menjadi tak dapat dilaksanakan karena pandangan tersebut hanya melihat sepihak dari segi hama saja. Tetapi dalam budidaya segala hal harus dipertimbangkan interaksinya.
  3. Mengapa daerah ini tidak dapat melaksanakan tanam serempak? ada beberapa faktor penyebabnya sebagai berikut:
  • Kebutuhan air tidak cukup untuk tanam serempak sehingga kelompok tani harus melaksanakan pembagian air secara bergilir.
  • Jumlah alsintan pengolah tanah tidak sebanding dengan kebutuhan lahan.
  • Tenaga kerja untuk tanam dan panen yang nantinya juga serempak tidak ada. Tidak adanya buruh tani pada daerah ini disebabkan minat generasi muda dalam bidang pertanian sangat minim. Sebagian besar buruh tani di daerah ini untuk kegiatan panen padi didatangkan dari luar daerah. Bahkan petani di daerah ini harus memperhitungkan agar tidak panen pada bulan Ramadhan jika tidak ingin tanamannya terlambat panen atau rusak.


4. Kembali ke masalah hama tikus dan hama lainnya pengendaliannya yang terbaik adalah memanfaatkan musuh

alami. Beberapa Lokasi sudah mencapai taraf keseimbangan antara hama tikus dan musuh alaminya seperti

burung hantu, sehingga tidak dilaporkan adanya serangan tikus yang berarti padahal pada lokasi tersebut

terjadi pertanaman pada hampir sepanjang tahun.

Semangka Kuning di Luwu

Masyarakat sudah lama mengenal semangka merah, ternyata ada juga semangka kuning. Warna kulitnya kuning dan warna dagingnya dari kuning puca...