Sagu adalah bahan utama pangan bagi masyarakat Luwu sejak zaman kerajaan (mungkin prasejarah) hingga tahun 1960-an. Kemudian berubah menjadi makanan bagi kaum papa dan beras menjadi makanan bagi kaum berada di Luwu. Kemudian pada saat sekarang ketika pertanaman sagu mulai berkurang, sagu hanya dikonsumsi sekali-sekali. Khusus bagi penderita diabetes, bisa ini jadi makanan utama karena karbohidratnya lambat dicerna.
Sagu tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari budaya masyarakat Luwu dan memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia.
Perbedaan yang paling menonjol adalah di daerah ini telah ditemukan (sejak zaman dahulu) sudah ada hasil olahan semacan roti dari sagu yang namanya “dange”. Alat untuk membuat dange yang namanya “dangeang”.
Yang seperti ini sebaiknya didaftarkan sebagai kekayaan budaya Luwu agar tidak diklaim oleh daerah lain.