- Petani nakal itu adalah petani yang tidak memanfaatkan bantuan negara kepadanya. Yang dicari atau diharapkan dari bantuan itu adalah uang tunai. Bantuan yang lain seperti benih, dan pupuk tidak digunakan bahkan dibiarkan terlantar, sementara uang tunai tersebut dipergunakan untuk keperluan yang tidak sesuai dengan anjuran. Petani ini sadar betul akan kesalahan yang dilakukan, tetapi juga faham bahwa pemerintah tidak akan menuntutnya kepengadilan karena kesalahannya tersebut.
- Petani nakal yang kedua adalah petani yang membohongi petugas, sebagai contoh (maksud saya jangan dicontoh) petani yang menerima bantuan ternak, tetapi karena anaknya butuh biaya untuk kuliah misalnya maka ternak tersebut dipotong / dijual kemudian dilapor kepada petugas bahwa ternaknya mati. Ketika petugas menanyakan dimana bangkainya dikubur, sang petani mulai mencari-cari kebohongan baru. Petugas tahu bahwa sang petani sudah berbohong tapi siapa yang tega memenjarakan petani seperti ini.
- Petani nakal yang ketiga adalah petani yang menguasai sendiri bantuan yang diberikan kepada kelompoknya seperti ketika mendapat bantuan handtraktor maka dipakai sendiri di sawahnya sedang sawah anggota kelompoknya tidak diolah.
- Petani nakal yang keempat adalah kelompok tani yang bersedia menerima bantuan berupa dana tunai denga syarat harus melaksanakan sekolah lapang. Tetapi ketika dikunjungi untuk pelaksanaan sekolah lapang, yang hasir hanya 3 orang padahal anggotanya 30 orang.
Bagaimana Penyuluh Pertanian tidak stress menghadapi petani seperti ini. Sudah direkomendasikan untuk mendapat bantuan, ternyata mengecewakan.
Inipulalah mungkin yang disadari oleh petani sehingga takseorangpun petani yang mau anaknya bercita-cita jadi petani.
